Motivasi Anak Rantau = Pantang Pulang Sebelum Tumbang
Namun berbahagialah mereka yang ada di tanah rantau. Karena semakin jauh dari orang tua justru hati mereka semakin dekat.
Saat merantau kita jalani akan ada banyak cerita yang akan kita lalui, baik itu suka maupun duka. Akan ada cerita kala kita meneteskan air mata karena kerinduan dengan kampung halaman.
Kami anak rantau mungkin punya mental yang lebih kuat daripada dengan anak yang masih tinggal dengan orang tuanya.
Tak jarang kami bertahan hidup tanpa uang sepersen pun. Tak jarang pula kami menahan lapar, letih dan rasa sakit.
Di saat kami sedang sakit, kami tidak pernah merepotkan orang tua dengan keluhan ini dan itu. Dan ketika di tanya kabar selalu kami jawab "alhamdulilah kami selalu sehat"
Kalian yang berada di rumah, berbahagia dan bersyukurlah karena banyak fasilitas dan kasih sayang yang ada di rumahmu.
Karena kami di tanah rantau ini hidup dengan seadanya. Kami tidur tanpa kasur dan bantal. Kami bisa makan kalau pegang uang dankamar mandipun bergantian.
Coba bayangkan, mau buang air besar saja harus ngantri panjang. Sedangkan rasa mules sudah menjalar ke ubun-ubun.
baca juga "kisah raja dan penasehatnya"
Namun tekad kami anak rantau, belum pulang sebelum tumbang.
Ibu, walau kita berjauhan, aku berjanji akan membahagiakanmu. Doa di setiap sujudmu selalu menyerta di setiap langkahku.
Di perantauan ini bayang-bayang keluarga dan kampung halaman selalu melintas di dalam imajinasi.
Bila rindu mengetuk hati hanya tangis dan tetesan air mata yang kami tahan setiap malam.
Bila tiba saatnya berkumpul dengan keluarga, itulah moment yang sangat membahagiakan sejati bagi kami.
Pepatah bijak mengatakan "Merantaulah nak, agar kamu tahu perihnya hidup yanng kamu jalani, disaat kamu butuh makan dan uang, semuanya terasa berat. Dan hanya anak anak perantau yang tahu jawabannya.
Beruntunglah kalian yang setiap hari masih bisa menikmati masakan seorang ibu. Karena kami anak rantau selalu merindukan hal itu.
Kami siap pergi merantau maka kami juga siap mengambil segala resiko dengan tanggung jawab yang akan kami pikul dengan sendirinya.
Memutuskan pilihan untuk merantau memanglah tantangan khusus untuk diri pribadi.
Akan tetapi hidup di perantauan akan mengajarkan arti sesungguhnya bahwa hidup ini butuh tekad dan semangat yang kuat. Dan merasakan hidup ini sangatlah berarti.
Setiap tangis dan pengorbanan yang begitu besar di rasakan anak rantau.
Banyak dari mereka yang menjadikan penderitaan sebagai pacuan untuk sukses dengan impian dan tujuan mereka.
baca juga : filosofi perjalanan hidup
Merantau mengajarkan manusia untuk hidup bersama dengan tekad yang kuat dan pendirian yang kokoh.
Kesepian, kerinduan, keringat dan air mata yang kamu keluarkan adalah bukti dari perjuanganmu.
Pola hidup yang meharuskanmu untuk berhemat di perantauan.
Permasalahan yang harus kamu selesaikan dengan pikiranmu sendiri. Kehilangan momentum hari-hari bersama keluarga.
Itu semua merupakan bagian dari perjuangan anak rantau.
Wahai anak rantau, ketahuilah bahwa dirimu lebih berpeluang untuk sukses atas dasar pelajaran hidup yang sudah kamu alami.
Karena kamu cenderung lebih mandiri dan lebih cepat beradaptasi, kamu lebih mengerti tentang tantangan dan kamu lebih pandai dalam mengatur keuangan dan kamu juga lebih kuat.
Itulah alasan mengapa anak rantau lebih berpeluang untuk meraih kesuksesan.
Cobalah untuk lebih mengamati dan mencermati situasi dan hal2 yang ada di sekitarmu. Jangan pantang menyerah, jangan siasiakan waktumu dan pengorbananmu.
Raih kesuksesanmu dan pulanglah. Keluargamu menanti dengan penuh harapan.
Dan jangan berputus asa ketika kamu pulang ke kampung halaman belum membawa kesuksesan. Setidaknya kamu tahu apa arti perjuangan.
Jadikan pengalamanmu sebagai batu pijakan untuk melangkah kedepan. Tersenyumlah, dan terus berjuang...
Selamat berjuang kawan, semoga hidupmu kedepan makin sukses dan membahagiakan karena kehidupan ini sebenarnya hanyalah sebuah perjalanan...
Belum ada Komentar untuk "Motivasi Anak Rantau = Pantang Pulang Sebelum Tumbang"
Posting Komentar